Kamis, 13 Agustus 2020

Pemugaran Sekretariat Jasnu

Oleh : Gus Mujib
(Koordinator Jamaah Sholawat Nariyah PCNU Kota Surabaya)


Sebuah Perkumpulan  terdiri dari banyak orang dengan berbagai latar belakang sosial dan  profesional berbeda untuk tujuan yang sama. 

Pentingnya komunikasi memang tidak dapat disangkal, kerap kali tidak menyadari pentingnya komunikasi di tempat  dan menyampaikan ide, tujuan, dan visi dengan jelas.

Saat minimnya proses berbagi informasi antara dua atau lebih individu di dalam suatu Perkumpulan  maka pemborosan sumber daya akan sering terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, komunikasi yang efektif,  Maka sebuah tempat harus didorong demi keberhasilan  secara menyeluruh.

Salah satunya adalah perbaikan tempat yang nyaman, komunikasi sangat diperlukan untuk memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.   Oleh karenanya sebuah kantor, sekretariat atau kantor sangat-sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi dalam menentukan langkah positif.

Semoga pembangunan Gubug Nariyah menjadikan penjelmaan untuk kemaslahatan Umat, Amiin

Ditulis dalam rangka : peletakan batu pertama pemugaran sekretariat Gubug Jasnu, di Pasar Soponyono - Rungkut Surabaya.

Kamis, 13 Agustus 2020
Bertepatan 23 Dzulhijjah 1441 H

Video Pemugaran Sekretariat Jasnu Surabaya : https://youtu.be/VPcjMHWZjjI








Sabtu, 01 Agustus 2020

Penyembelihan Qurban 1441 H


Menjadi agenda rutin tahunan Jasnu Surabaya mengadakan penyembelihan hewan qurban di pendopo sekretariatan, pasar Soponyono, Rungkut.

Tahun ini tiga ternak sapi qurban berasal dari  : Bp. Eri Cahyadi dan Kapolrestabes Surabaya.


Acara diawali dengan sambutan oleh :

Bp. Eri Cahyadi
  1. Alhamdulillah bisa istiqomah penyembelihan setiap tahunnya, dan bertambah jumlah ternak qurbannya.
  2. Semoga Jasnu semakin banyak jamaahnya

Dewan Mustasyar PCNU Surabaya : KH. Kemas
  1. Harapannya Bapak Eri Cahyadi dapat melanjutkan untuk memimpin kota Surabaya, dan Qurbannya dapat bermanfaat dan hajatnya dapat diridloi oleh Allah SWT
Ketua Jasnu : KH. Mujib
  1. Terimakasih atas sumbangan satu ternak qurban ke Jasnu dari Bp. Eri Cahyadi
  2. Dan juga ucapan terimakasih kepada Bapak Kapolrestabes Surabaya yang menyumbangkan dua ekor sapi
Doa dipimpin oleh Abah Anas dari PCNU kota Surabaya.

Sebelum penyembelihan diserahkan secara simbolis pisau penyembelihan dari Bp. Eri Cahyadi ke Ustadz Machrus selaku pelaksana kegiatan.

Video : penyerahan simbolis


Senin, 11 Mei 2020

Muqadimah Qanun Asasi


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab


Muqadimah Qanun Asasi
Merupakan undang-undang dasar yang menjadi khittah garis perjuangan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari sebagai penulisnya mengutip 33 ayat Al-Qur'an yang memberikan dasar - dasar nilai dan spirit.

Setelah ayat dilanjutkan dengan pemikiran dan seruan-seruan beliau.

Puji syukur kepada Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (penegasan fungsi Al-Qur'an pembeda Haq dan Batil), Allah memberikan keagungan dan hikmah kepada Nabi Dawud. Barangsiapa yang diberikan hikmah, maka diberikan hikmah yang banyak dari Allah SWT.

Maknanya : seolah-olah ingin memberikan inspirasi mengenai sosok yang "inspiring" dalam sejarah nabi-nabi, diantaranya adalah Nabi Dawud. Seorang nabi yang mujahid, generasi muda yang ingin selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Keteladanan Nabi Dawud diantaranya :
  1. Sosok pemberani, sering terlibat dalam peperangan kekuatan besar, diantaranya Jalut. Atas sayembara Raja Thalut, Nabi Dawud dapat memenuhinya dengan mengalahkan Jalut dengan ketapelnya
  2. Walaupun bisa mengalahkan Jalut, tetap rendah diri dan malah mengasingkan diri ke gunung
  3. Mendapat kepercayaan menjadi raja, berlimpah kekayaannnya, namun tetap aktif beribadah kepada Allah, terutama puasa Dawud (sehari puasa, besoknya tidak) dan seterusnya.
  4. Pekerja keras, meski sudah di pucuk kekuasaan bisa saja mencari upeti dari rakyatnya, tetapi makannya tetap dari tangannya sendiri dengan membuat baju besi dan alat perang.
  5. Pandai membagi waktu yang diberikan menjadi empat bagian : (1) Munajat kepada Allah, (2) Muhasabah / instropeksi diri, (3) Mu'asyaroh/ bergaul (4) Menikmati hidup dengan aktivitas seperti orang pada umumnya.



Tafsir Ibnu Katsir : Syahidan adalah menjadi saksi terhadap keesaan Allah (lawannya syirik)

Memberikan berita gembira untuk memerintahkan (Nabi Muhammad) mendakwahkan kebenaran dari Al-Qur'an.

Maka sejak turunnya ayat ini, Rasulullah menasehati sahabatnya dalam berdakwah. Seperti halnya kepada Ali bin Abi Tholib dan Muadz bin Jabal : Berangkatlah kalian berdua, berikan berita gembira kepada orang-orang dan jangan mengancam mereka, dan permudahlah mereka, jangan mempersulit.


Sabtu, 09 Mei 2020

Hadits no : 37, 38, 39, dan 40


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 37 :
Ada enam orang yang dilaknat Rasulullah, dilaknat juga oleh Allah dan oleh setiap nabi yang mustajabah doanya, yaitu: 
  1. Orang yang tahrif, pemalsuan, menambah isi kitab Allah. Ada saja orang yang berkepentingan untuk menghadirkan Al-Qur'an palsu dengan menyisipkan ayat-ayat palsu sesuai kepentingannya. Contohnya golongan Ahmadiyah Qodian untuk mendukung eksistensi "Nabinya" mereka dengan mengubah QS. Al-Qodar sehingga berbunyi : "Sesungguhnya Aku menurunkan Al-Qur'an itu di daerah Qadian (India)."
  2. Orang mendustakan Qadar Allah, mereka mengklaim bahwa semuanya merupakan hasil cita, rasa, dan karsa mereka sendiri.
  3. penguasa yang sewenang-wenag menindas, sehingga memuliakan orang yang dihinakan Allah, dan mehinakan orang yang dimuliakan Allah 
  4. Orang yang menghalalkan perbuatan yang diharamkan Allah, misalnya memalsukan stempel atau register halal dari BPOM padahal produknya mengandung yang haram. Riswah (suap) dalam pengajuan ijin, d.l.s.b.
  5. Orang yang menghalalkan perbuatan terlarang, menjadikan barang haram menjadi halal
  6. Orang yang berpaling / meninggalkan dari sunnah Rasulullah, (ahli bid'ah, anti sunnah)
Hadits no. 38 :
Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah SWT berfirman : Barang siapa memusuhi, menyakiti (menjelekkan) wali-Ku (Kekasih-Ku, dalam beberapa riwayat) Walinya orang mukmin, maka sungguh Aku akan mengumumkan perang dengannya."

Ada seorang muslimah dilecehkan di tengah pasar, sehingga kelihatan betisnya oleh orang-orang Yahudi. Membuat Rasulullah marah, sehingga memerintahkan para sahabat untuk mengepung wilayah itu, tapi mereka (orang Yahudi) tidak ada yang berani melawan.

Hadits no. 39
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT  tidak akan mengumpulkan ummatku (ummat Muhammad) pada kesesatan (bersepakat pada kesesatan), Sesungguhnya kekuatan (kekuasaan Allah)  pada Jamaah,  barang siapa menyendiri maka dia menuju dalam neraka.

Ahlusunnah wal jamaah "pararel" dengan prinsip modern, Demokrasi. Asalkan ada ma'al haqqi, harus ada kebenaran di dalamnya.

As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi, artinya  besar tetapi tidak mutlak besar, harus ada kebenarannya. Pemilihan Ketua organisasi pada NU walaupun ada calon yang mendapatkan suara besar (mayoritas), tapi karena ada unsur suap / sogok, maka harus dibatalkan hasil pemilihannya.

Dalam beragama kita mengikuti Madzab populer, Madzahibul Arba'ah karena sudah terbukti sejak tabiut tabiin, saat Dinasti Abbasiyah tahun 1050 M hingga Dinasti Al-Qodir menjadikan negerinya Aswaja dengan empat Madzab tersebut sebagai dasar peradilan. Sehingga bila terjadi ihtilaf  maka mengikuti As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi wa ahlihi.

Hadits no. 40
Wasiat dari Rasulullah untuk Taqwa dan berwasiat supaya sami'na wa ato'na walaupun diperintah oleh budak (pada dinasti Mamalik, imperium Islam pernah dipimpin oleh budak / mantan tawanan perang). Sesungguhnya kamu akan mendapatkan perbedaan pendapat, maka kembalilah pada Sunnah Rasulullah dan sahabat. (Mengikuti perintah sahabat, merupakan perintah dari Rasulullah)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Hadits no : 29, 30, 31 dan 32



Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 29
Orang yang mendukung, menghormati, mengagungkan ahli bid'ah (sesuatu amalan yang baru datang, atau fikiran yang baru, tetapi barunya diciptakan seolah-olah bagian dari syariat) misalnya menciptakan sholat tertentu, maka dia sama dengan menolong untuk merobohkan agama islam.

Allah SWT tentu tidak menerima amalan bid'ah yang tidak memiliki landasan hukum syariat.

Tahlilan, wirid, yang tidak sama persis seperti di zaman Rasulullah tidak dianggap bid'ah

Hadits no. 30
Hasud tidak boleh, kecuali dalam dua hal :
  1. Meng-iri-kan seorang laki-laki yang hafal atau ahli Qur'an, yang senantiasa hidup bersama Al-Qur'an.
  2. Boleh iri kepada orang yang diberikan harta tapi "loman", suka berinfaq

Hadits no. 31
Orang yang dermawan dekat kepada Allah, sesama manusia, surga, tetapi jauh dari neraka.

Orang yang pelit jauh dari Allah, manusia, surga, tetapi dekat kepada neraka.

Dalam realitas sosial " jika ada gula, maka ada semut." temannya banyak karena suka kepadanya

Ada orang yang ritualnya biasa saja, tapi "loman" termasuk walinya Allah.

Orang yang tidak ahli ibadah tapi "loman" lebih baik daripada yang ahli ibadah tapi bakhil

Yang paling baik adalah ahli ibadah dan "loman"

Yang paling rendah adalah tidak ahli ibadah, pelit sekalian.

Hadits no. 32
Dalam Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nuaim Al Ashfani - rahimahulloh, Rasulullah pernah bersabda : "umatku tidak akan bergeser dari kebaikan, selama mengambil ilmu dari ulama'."

Hadirilah di majelis dengan para panggedhe (ulama besar) dan bertanyalah kamu pada ulama dan bergaulah kamu dengan ahli hikmah

Syaikh Nawawi al - Bantani dalam syarah Kitab Nashoihul Ibad, menyebutkan bahwa ulama ada tiga macam :
  1. Orang yang sangat mengerti atas hukum-hukum Allah
  2. Hukama' atau ahli hikmah, adalah ulama yang mengetahui tentang Dzat-Nya Allah. cirinya Akhlaknya luhur, sabar, tawadhu', memiliki makrifat yang hatinya selalu bersambung kepada Allah. Asror yaitu hati yang paling terdalam menyinarkan Cahaya Allah, tidak banyak berkata tetapi mengagumkan dalam akhlaknya.
  3. Ulama Kubaro yaitu merupakan penggabungan nomor 1 dan 2, (pintar, mengetahui, expert hukum Allah, sekaligus hukama')
Di akhhir zaman, banyak orang yang memakai atribut ulama, elok penjelasan dan pandai menjelaskan ayat-ayat, tetapi sesungguhnya tidak memiliki kredibilitas 'Amilin. Maka bila mengikuti ulama, ikutilah yang paripurna.


Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Hadits no : 33, 34, 35 dan 36


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadist no. 33
Merupakan keniscayaan, bahwa agama harus dipahami dengan ilmu, karena merupakan inheren (tidak bisa dipisahkan). 

Bisa beragama dengan benar maka harus memiliki ilmu agama, karena :
  1. Ibadah tidak didasari dengan ilmu, maka akan tertolak 
  2. Agama bersumber dari wahyu dan terdapat pada Al-Qur'an dan Hadits (sunnah). Maka untuk memahami agama adalah mempelajari sumbernya dan bisa berbahasa Arab, ilmu Qur'an, ayat ahkam, nasakh dan mansukh, ayat mutasyabihat, selain itu juga penguasaan ilmu alat, nahwu shorof, sastra dan balaghoh.
Ilmu diperlukan dalam menggali hukum,  karena tanpa ilmu maka hanya sekedar rasio nafsunya saja, sehingga ia akan disediakan tempat di neraka.

Bila mengetahui dan mengerti kedudukan ilmu dalam agama, maka kita harus mengambil sumber-sumber itu dari ahlinya, yang memiliki kredibilitas keilmuan, dan sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah.

Metodologinya seperti "menyaksikan mata air syariat" dari sumber dan alirannya, tidak boleh belajar agama dari sumber yang putus dan tidak otoritatif.

Hendaklah wajib berhati-hati dalam mengambil ilmu, jangan mengambil ilmu dari yang bukan ahlinya, ahli bid'ah, dan orang-orang yang tidak diketahui mengambil darimana ilmunya, serta suka membohongi manusia. Dan tidak hanya puas bersumber dari internet atau google.

Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari menyampaikan seperti yang pernah disampaikan Rasulullah :  bahwa akan ada di akhir umatku beberapa orang yang bercerita kepada kamu sekalian, yang kamu tidak pernah tahu sepertinya itu hal yang baru, dan pemuda-pemuda banyak yang tertarik. Setelah dicek ternyata bersumber dari nalar keliru dan sumber-sumber tidak jelas. Contohnya adalah viral tentang Dukhon yang terjadi di pertengahan Ramadhan 2020 sebagai penanda datangnya kiamat, ternyata ini adalah bersumber dari dasar yang tidak jelas.

Maka diperlukan Talaqi yaitu bertemu dengan gurunya secara interaktif, walaupun secara virtual.

Hadist no. 34
Yang ditakutkan bukanlah orang kafir yang "mesisan" kafir, tapi orang munafik yang "lamis" lisannya, pintar kata-kata dan retorika. Melakukan yang berbeda dengan yang diucapkan dan bisa menyesatkan umat.

Hadist no. 35
Orang-orang yang terpilih diantara kamu sekalian adalah orang yang sebagus-bagus akhlaknya, bukan paling pintar ilmunya.

Buah dari ilmu adalah akhlaqul karimah, karena banyak ilmu tanpa akhlaqul karimah  maka ilmunya belum sempurna.

Hadist no. 36
Hendaklah menjaga lima dari sebelum lima perkara :
  1. Hidup sebelum mati, memanfaatkan hidup ini untuk memperbanyak amal sholeh
  2. Sehat sebelum sakit, saat sakit tidak bisa melakukan amal kebaikan, misalnya haji, sholat berjamaah, d.l.s.b
  3. Longgar sebelum sibuk, ikut sholawat Nariyah sebelum sibuk kerja malam, atau ditugaskan keluar kota.
  4. Muda sebelum tua
  5. Kaya sebelum miskin, dengan berinfak dan menolong orang lain dengan hartanya.




Kamis, 07 Mei 2020

Hadits no : 26, 27, dan 28


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 26 :
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum (gaya hidup, kebiasaan) maka ia termasuk bagian kaum tersebut"

Ketika zaman perjuangan, hadits ini dipakai untuk menumbuhkan spirit nasionalisme untuk mengidentifikasi jati diri memperkuat kecintaan pada negerinya, tidak mengikuti simbol dan tradisi kaum Belanda

Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari melarang memakai jas dan dasi dalam rangka identifikasi diri berbeda dengan pakaian penjajah, sehingga tidak membanggakan nilai-nilai yang dimiliki Belanda, untuk menumbuhkan patriotisme - cinta tanah air.

Orang jawa menyebut dasi sebagai "lidah setan"

Tidak boleh menyemir rambut dengan warna hitam, karena illat-nya menyerupai kaum Yahudi.

Hadits no. 27 :
Agama awalnya asing dan akan kembali menjadi asing.

Dakwah Rasulullah menyakini Allah itu esa (tauhid) ditengah kepercayaan umum bahwa Tuhan itu berbilang, patung maupun api majusi

Agama diawalnya asing, sehingga sedikit demi sedikit Rasulullah mengenalkan Islam kepada orang Qurays selama 13 tahun di Mekkah. Lalu diutus pula ke Madinah bersama para sahabatnya, disaat orang Madinah terancam oleh perpecahan antar suku hingga jenuh dan mencari sosok pemersatu, yaitu dengan melamar Nabi Muhammad untuk menjadi pemimpin di Madinah.

Di tengah Hedonisme, bahwa kebenaran adalah kemewahan, gemerlapnya materi. Sehingga orang yang kukuh pada spiritual agama dianggap asing, "alim ke-alimen"

Maka beruntunglah orang terasing itu yang memiliki upaya kongkrit untuk memperbaiki kerusakan manusia yang jauh dari ajaran dan sunnah Rasulullah

Hadits no. 28 :
Rasulullah bersabda : "Siapa yang tidak suka terhadap sunnah-sunnahku, maka tidak termasuk golonganku."

Bagaimana komitmen dalam mengikuti sunnah Rasul ? Maka dengan mencintai dan ingin hidup bersama Nabi setelah meninggal dunia. Dengan cara mengikuti Qouli, Fi'li, Taqriri / ketetapan yang telah ditentukan.

Rasulullah memiliki keseimbangan kehidupan dalam ibadah mahdloh dan hubungan vertikal secara wajar (tawazun)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat