Senin, 11 Mei 2020

Muqadimah Qanun Asasi


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab


Muqadimah Qanun Asasi
Merupakan undang-undang dasar yang menjadi khittah garis perjuangan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari sebagai penulisnya mengutip 33 ayat Al-Qur'an yang memberikan dasar - dasar nilai dan spirit.

Setelah ayat dilanjutkan dengan pemikiran dan seruan-seruan beliau.

Puji syukur kepada Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (penegasan fungsi Al-Qur'an pembeda Haq dan Batil), Allah memberikan keagungan dan hikmah kepada Nabi Dawud. Barangsiapa yang diberikan hikmah, maka diberikan hikmah yang banyak dari Allah SWT.

Maknanya : seolah-olah ingin memberikan inspirasi mengenai sosok yang "inspiring" dalam sejarah nabi-nabi, diantaranya adalah Nabi Dawud. Seorang nabi yang mujahid, generasi muda yang ingin selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Keteladanan Nabi Dawud diantaranya :
  1. Sosok pemberani, sering terlibat dalam peperangan kekuatan besar, diantaranya Jalut. Atas sayembara Raja Thalut, Nabi Dawud dapat memenuhinya dengan mengalahkan Jalut dengan ketapelnya
  2. Walaupun bisa mengalahkan Jalut, tetap rendah diri dan malah mengasingkan diri ke gunung
  3. Mendapat kepercayaan menjadi raja, berlimpah kekayaannnya, namun tetap aktif beribadah kepada Allah, terutama puasa Dawud (sehari puasa, besoknya tidak) dan seterusnya.
  4. Pekerja keras, meski sudah di pucuk kekuasaan bisa saja mencari upeti dari rakyatnya, tetapi makannya tetap dari tangannya sendiri dengan membuat baju besi dan alat perang.
  5. Pandai membagi waktu yang diberikan menjadi empat bagian : (1) Munajat kepada Allah, (2) Muhasabah / instropeksi diri, (3) Mu'asyaroh/ bergaul (4) Menikmati hidup dengan aktivitas seperti orang pada umumnya.



Tafsir Ibnu Katsir : Syahidan adalah menjadi saksi terhadap keesaan Allah (lawannya syirik)

Memberikan berita gembira untuk memerintahkan (Nabi Muhammad) mendakwahkan kebenaran dari Al-Qur'an.

Maka sejak turunnya ayat ini, Rasulullah menasehati sahabatnya dalam berdakwah. Seperti halnya kepada Ali bin Abi Tholib dan Muadz bin Jabal : Berangkatlah kalian berdua, berikan berita gembira kepada orang-orang dan jangan mengancam mereka, dan permudahlah mereka, jangan mempersulit.


Sabtu, 09 Mei 2020

Hadits no : 37, 38, 39, dan 40


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 37 :
Ada enam orang yang dilaknat Rasulullah, dilaknat juga oleh Allah dan oleh setiap nabi yang mustajabah doanya, yaitu: 
  1. Orang yang tahrif, pemalsuan, menambah isi kitab Allah. Ada saja orang yang berkepentingan untuk menghadirkan Al-Qur'an palsu dengan menyisipkan ayat-ayat palsu sesuai kepentingannya. Contohnya golongan Ahmadiyah Qodian untuk mendukung eksistensi "Nabinya" mereka dengan mengubah QS. Al-Qodar sehingga berbunyi : "Sesungguhnya Aku menurunkan Al-Qur'an itu di daerah Qadian (India)."
  2. Orang mendustakan Qadar Allah, mereka mengklaim bahwa semuanya merupakan hasil cita, rasa, dan karsa mereka sendiri.
  3. penguasa yang sewenang-wenag menindas, sehingga memuliakan orang yang dihinakan Allah, dan mehinakan orang yang dimuliakan Allah 
  4. Orang yang menghalalkan perbuatan yang diharamkan Allah, misalnya memalsukan stempel atau register halal dari BPOM padahal produknya mengandung yang haram. Riswah (suap) dalam pengajuan ijin, d.l.s.b.
  5. Orang yang menghalalkan perbuatan terlarang, menjadikan barang haram menjadi halal
  6. Orang yang berpaling / meninggalkan dari sunnah Rasulullah, (ahli bid'ah, anti sunnah)
Hadits no. 38 :
Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah SWT berfirman : Barang siapa memusuhi, menyakiti (menjelekkan) wali-Ku (Kekasih-Ku, dalam beberapa riwayat) Walinya orang mukmin, maka sungguh Aku akan mengumumkan perang dengannya."

Ada seorang muslimah dilecehkan di tengah pasar, sehingga kelihatan betisnya oleh orang-orang Yahudi. Membuat Rasulullah marah, sehingga memerintahkan para sahabat untuk mengepung wilayah itu, tapi mereka (orang Yahudi) tidak ada yang berani melawan.

Hadits no. 39
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT  tidak akan mengumpulkan ummatku (ummat Muhammad) pada kesesatan (bersepakat pada kesesatan), Sesungguhnya kekuatan (kekuasaan Allah)  pada Jamaah,  barang siapa menyendiri maka dia menuju dalam neraka.

Ahlusunnah wal jamaah "pararel" dengan prinsip modern, Demokrasi. Asalkan ada ma'al haqqi, harus ada kebenaran di dalamnya.

As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi, artinya  besar tetapi tidak mutlak besar, harus ada kebenarannya. Pemilihan Ketua organisasi pada NU walaupun ada calon yang mendapatkan suara besar (mayoritas), tapi karena ada unsur suap / sogok, maka harus dibatalkan hasil pemilihannya.

Dalam beragama kita mengikuti Madzab populer, Madzahibul Arba'ah karena sudah terbukti sejak tabiut tabiin, saat Dinasti Abbasiyah tahun 1050 M hingga Dinasti Al-Qodir menjadikan negerinya Aswaja dengan empat Madzab tersebut sebagai dasar peradilan. Sehingga bila terjadi ihtilaf  maka mengikuti As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi wa ahlihi.

Hadits no. 40
Wasiat dari Rasulullah untuk Taqwa dan berwasiat supaya sami'na wa ato'na walaupun diperintah oleh budak (pada dinasti Mamalik, imperium Islam pernah dipimpin oleh budak / mantan tawanan perang). Sesungguhnya kamu akan mendapatkan perbedaan pendapat, maka kembalilah pada Sunnah Rasulullah dan sahabat. (Mengikuti perintah sahabat, merupakan perintah dari Rasulullah)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Hadits no : 29, 30, 31 dan 32



Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 29
Orang yang mendukung, menghormati, mengagungkan ahli bid'ah (sesuatu amalan yang baru datang, atau fikiran yang baru, tetapi barunya diciptakan seolah-olah bagian dari syariat) misalnya menciptakan sholat tertentu, maka dia sama dengan menolong untuk merobohkan agama islam.

Allah SWT tentu tidak menerima amalan bid'ah yang tidak memiliki landasan hukum syariat.

Tahlilan, wirid, yang tidak sama persis seperti di zaman Rasulullah tidak dianggap bid'ah

Hadits no. 30
Hasud tidak boleh, kecuali dalam dua hal :
  1. Meng-iri-kan seorang laki-laki yang hafal atau ahli Qur'an, yang senantiasa hidup bersama Al-Qur'an.
  2. Boleh iri kepada orang yang diberikan harta tapi "loman", suka berinfaq

Hadits no. 31
Orang yang dermawan dekat kepada Allah, sesama manusia, surga, tetapi jauh dari neraka.

Orang yang pelit jauh dari Allah, manusia, surga, tetapi dekat kepada neraka.

Dalam realitas sosial " jika ada gula, maka ada semut." temannya banyak karena suka kepadanya

Ada orang yang ritualnya biasa saja, tapi "loman" termasuk walinya Allah.

Orang yang tidak ahli ibadah tapi "loman" lebih baik daripada yang ahli ibadah tapi bakhil

Yang paling baik adalah ahli ibadah dan "loman"

Yang paling rendah adalah tidak ahli ibadah, pelit sekalian.

Hadits no. 32
Dalam Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nuaim Al Ashfani - rahimahulloh, Rasulullah pernah bersabda : "umatku tidak akan bergeser dari kebaikan, selama mengambil ilmu dari ulama'."

Hadirilah di majelis dengan para panggedhe (ulama besar) dan bertanyalah kamu pada ulama dan bergaulah kamu dengan ahli hikmah

Syaikh Nawawi al - Bantani dalam syarah Kitab Nashoihul Ibad, menyebutkan bahwa ulama ada tiga macam :
  1. Orang yang sangat mengerti atas hukum-hukum Allah
  2. Hukama' atau ahli hikmah, adalah ulama yang mengetahui tentang Dzat-Nya Allah. cirinya Akhlaknya luhur, sabar, tawadhu', memiliki makrifat yang hatinya selalu bersambung kepada Allah. Asror yaitu hati yang paling terdalam menyinarkan Cahaya Allah, tidak banyak berkata tetapi mengagumkan dalam akhlaknya.
  3. Ulama Kubaro yaitu merupakan penggabungan nomor 1 dan 2, (pintar, mengetahui, expert hukum Allah, sekaligus hukama')
Di akhhir zaman, banyak orang yang memakai atribut ulama, elok penjelasan dan pandai menjelaskan ayat-ayat, tetapi sesungguhnya tidak memiliki kredibilitas 'Amilin. Maka bila mengikuti ulama, ikutilah yang paripurna.


Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Hadits no : 33, 34, 35 dan 36


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadist no. 33
Merupakan keniscayaan, bahwa agama harus dipahami dengan ilmu, karena merupakan inheren (tidak bisa dipisahkan). 

Bisa beragama dengan benar maka harus memiliki ilmu agama, karena :
  1. Ibadah tidak didasari dengan ilmu, maka akan tertolak 
  2. Agama bersumber dari wahyu dan terdapat pada Al-Qur'an dan Hadits (sunnah). Maka untuk memahami agama adalah mempelajari sumbernya dan bisa berbahasa Arab, ilmu Qur'an, ayat ahkam, nasakh dan mansukh, ayat mutasyabihat, selain itu juga penguasaan ilmu alat, nahwu shorof, sastra dan balaghoh.
Ilmu diperlukan dalam menggali hukum,  karena tanpa ilmu maka hanya sekedar rasio nafsunya saja, sehingga ia akan disediakan tempat di neraka.

Bila mengetahui dan mengerti kedudukan ilmu dalam agama, maka kita harus mengambil sumber-sumber itu dari ahlinya, yang memiliki kredibilitas keilmuan, dan sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah.

Metodologinya seperti "menyaksikan mata air syariat" dari sumber dan alirannya, tidak boleh belajar agama dari sumber yang putus dan tidak otoritatif.

Hendaklah wajib berhati-hati dalam mengambil ilmu, jangan mengambil ilmu dari yang bukan ahlinya, ahli bid'ah, dan orang-orang yang tidak diketahui mengambil darimana ilmunya, serta suka membohongi manusia. Dan tidak hanya puas bersumber dari internet atau google.

Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari menyampaikan seperti yang pernah disampaikan Rasulullah :  bahwa akan ada di akhir umatku beberapa orang yang bercerita kepada kamu sekalian, yang kamu tidak pernah tahu sepertinya itu hal yang baru, dan pemuda-pemuda banyak yang tertarik. Setelah dicek ternyata bersumber dari nalar keliru dan sumber-sumber tidak jelas. Contohnya adalah viral tentang Dukhon yang terjadi di pertengahan Ramadhan 2020 sebagai penanda datangnya kiamat, ternyata ini adalah bersumber dari dasar yang tidak jelas.

Maka diperlukan Talaqi yaitu bertemu dengan gurunya secara interaktif, walaupun secara virtual.

Hadist no. 34
Yang ditakutkan bukanlah orang kafir yang "mesisan" kafir, tapi orang munafik yang "lamis" lisannya, pintar kata-kata dan retorika. Melakukan yang berbeda dengan yang diucapkan dan bisa menyesatkan umat.

Hadist no. 35
Orang-orang yang terpilih diantara kamu sekalian adalah orang yang sebagus-bagus akhlaknya, bukan paling pintar ilmunya.

Buah dari ilmu adalah akhlaqul karimah, karena banyak ilmu tanpa akhlaqul karimah  maka ilmunya belum sempurna.

Hadist no. 36
Hendaklah menjaga lima dari sebelum lima perkara :
  1. Hidup sebelum mati, memanfaatkan hidup ini untuk memperbanyak amal sholeh
  2. Sehat sebelum sakit, saat sakit tidak bisa melakukan amal kebaikan, misalnya haji, sholat berjamaah, d.l.s.b
  3. Longgar sebelum sibuk, ikut sholawat Nariyah sebelum sibuk kerja malam, atau ditugaskan keluar kota.
  4. Muda sebelum tua
  5. Kaya sebelum miskin, dengan berinfak dan menolong orang lain dengan hartanya.




Kamis, 07 Mei 2020

Hadits no : 26, 27, dan 28


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 26 :
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum (gaya hidup, kebiasaan) maka ia termasuk bagian kaum tersebut"

Ketika zaman perjuangan, hadits ini dipakai untuk menumbuhkan spirit nasionalisme untuk mengidentifikasi jati diri memperkuat kecintaan pada negerinya, tidak mengikuti simbol dan tradisi kaum Belanda

Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari melarang memakai jas dan dasi dalam rangka identifikasi diri berbeda dengan pakaian penjajah, sehingga tidak membanggakan nilai-nilai yang dimiliki Belanda, untuk menumbuhkan patriotisme - cinta tanah air.

Orang jawa menyebut dasi sebagai "lidah setan"

Tidak boleh menyemir rambut dengan warna hitam, karena illat-nya menyerupai kaum Yahudi.

Hadits no. 27 :
Agama awalnya asing dan akan kembali menjadi asing.

Dakwah Rasulullah menyakini Allah itu esa (tauhid) ditengah kepercayaan umum bahwa Tuhan itu berbilang, patung maupun api majusi

Agama diawalnya asing, sehingga sedikit demi sedikit Rasulullah mengenalkan Islam kepada orang Qurays selama 13 tahun di Mekkah. Lalu diutus pula ke Madinah bersama para sahabatnya, disaat orang Madinah terancam oleh perpecahan antar suku hingga jenuh dan mencari sosok pemersatu, yaitu dengan melamar Nabi Muhammad untuk menjadi pemimpin di Madinah.

Di tengah Hedonisme, bahwa kebenaran adalah kemewahan, gemerlapnya materi. Sehingga orang yang kukuh pada spiritual agama dianggap asing, "alim ke-alimen"

Maka beruntunglah orang terasing itu yang memiliki upaya kongkrit untuk memperbaiki kerusakan manusia yang jauh dari ajaran dan sunnah Rasulullah

Hadits no. 28 :
Rasulullah bersabda : "Siapa yang tidak suka terhadap sunnah-sunnahku, maka tidak termasuk golonganku."

Bagaimana komitmen dalam mengikuti sunnah Rasul ? Maka dengan mencintai dan ingin hidup bersama Nabi setelah meninggal dunia. Dengan cara mengikuti Qouli, Fi'li, Taqriri / ketetapan yang telah ditentukan.

Rasulullah memiliki keseimbangan kehidupan dalam ibadah mahdloh dan hubungan vertikal secara wajar (tawazun)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Rabu, 06 Mei 2020

Hadits no : 22, 23, 24 dan 25


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 22 :
Empati lebih dari sekedar simpati
Seseorang tidak dikatakan beriman, sebelum mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri

Hadits no. 23 :
Sodaqoh hakikatnya tidak mengurangi harta, justru akan melipatgandakan hartanya. Sodaqoh banyak manfaatnya :
  1. Menolak bala' kerugian dari bisnis, kegagalan kerja, sakit, d.l.s.b. yang bila dihitung secara material sangat banyak sekali.
  2. Rumus matematika konvensional berbeda dengan matematika Allah. Bila matematika Allah setiap sodaqoh diganjar 700 kali lipat, bila punya 10 disodaqohkan 2, maka (700x2)+8 = 1408. Menggambarkan lebih dari itu balasannya. Namun mengapa manusia berat melakukan sodaqoh ? Karena manusia mempunyai sifat tergesa-gesa dan Manusia potensinya negatif, karena suka sesuatu yang instan, paradigma pragmatis yang meyakini kebenaran harus wujud di depan dan tidak menyadari sesuatu yang panjang.

Hadits no. 24 :
Orang yang suka memaafkan orang lain, ia tidak akan kehilangan martabat, justru akan ditingkatkan keluhurannya, tapi nafsu yang mendholiminya

Perintah Allah untuk memaafkan dan meminta maaf, tapi yang lebih mulia adalah yang disakiti tapi bersedia memaafkan.

QS. Al-'araf : "Jadilah kamu pemaaf dan hendaklah yang makruf dan abaikan orang bodoh."

Orang yang tawadhu', rendah hati, tidak sombong, tidak akan menjadikan turun derajadnya. Bahkan akan diangkat oleh Allah SWT.

Tidak ada gunanya orang pinter tapi tidak tawadhu', karena tawadhu' ciri orang yang punya adab yang tinggi.

Hadits no. 24 :
Jangan meremehkan perbuatan baik, meskipun dalam wujud tersenyum, wajah riang, ramah dalam kedatangan teman atau saudaranya.

Hadits no. 25
Seseorang itu tergantung pada temannya (yang dikasihi, atau CS-nya), kualitas seseorang tergantung temannya. Sebab itu berkumpulah dengan orang-orang baik, Insyaallah akan mendapatkan kebaikan.

Ikutilah Jam'iyyah NU karena tempat berkumpulnya orang-orang baik, (tafa'ulan) untuk berkumpul dengan para kyai

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat



Selasa, 05 Mei 2020

Hadits no : 18, 19, 20 dan 21


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 18 :
Rasulullah mengajarkan untuk tidak terjebak pada prasangka kepada orang lain yang belum terverivikasi kebenarannya, tapi sudah disampaikan ke orang lain sehingga menyebabkan kedholiman.

Allah Swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari praduga, sesungguhnya sebagian praduga itu adalah dosa."

Hanya penyidik yang mempunyai kewenangan menduga dan membuktikan ke pengadilan

Beda antara Dzon dan Kewaspadaan
Bila dikuati dengan penilaian atas tampilan seseorang, maka sudah termasuk dzon/ prasangka.

Prasangka diungkapkan ke teman untuk menjadi premis-premis dalam dialog, padahal itu masih persepsi.

Berita tidak sama dengan opini, sehingga berita tidak boleh dicampuradukan dengan opini wartawan, karena sebohong-bohong cerita adalah prasangka.

Hadits no. 19 :
Kita tidak mendholimi orang lain dengan prasangka kita, apalagi dengan judgement, karena boleh jadi orang yang tampilan fisiknya tidak "dayani" tapi justeru punya kualitas di hadapan Allah

Dalam kitab Nashoihul Ibad, Allah merahasiakan enam hal, salah satunya adalah merahasiakan kekasih-KekasihNya, apalagi ada jenis wali yang selalu disangka orang untuk dicela buruk, untuk menyembunyikan kewaliannya.

Hadits no. 20 :
Ibarat pepatah : "Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, sedangkan semut di seberang lautan kelihatan."

Ciri orang jelek adalah, seakan orang lain dianggap selalu salah, dan diri sendiri selalu baik.

Hadits no. 21 :
Siapa yang menghilangkan kesulitan orang lain, maka dia akan dibantu oleh Allah kesulitannya pada hari kiamat

Kiamat keadaannya sangat mencekam, bekal disaat itu adalah memudahkan kesulitan orang lain saat di dunia, sehingga Allah memudahkannya di dunia - akhirat.

"Kalau urusan itu bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit"

Jangan suka mengumbar aib orang lain. Aib adalah apabila diketahui orang lain, maka orang tersebut akan malu.

Kita sendiri mempunyai aib yang banyak, yang andai diungkap pastilah malu. Untung saja Allah masih menutupinya.

Masa setelah Rasulullah wafat, suatu saat Umar bin Khatab didatangi pemuda yang takut dan sembunyi di sudut masjid Nabawi yang lari dari kejaran para penagih hutang. Lalu Umar berkata tentang hadits : "Sesungguhnya Allah akan menolong hamba-Nya, seandainya hamba itu menolong saudaranya."

Bila ibadah sosial benturan dengan ibadah ritual, maka ibadah sosial diprioritaskan. Misalnya, orang tua memanggil sedangkan anaknya sedang sholat, maka setelah panggilan ketiga wajib menjawabnya.

Siapa yang berproses dalam mencari ilmu, maka dimudahkan jalannya menuju surga.

Siapa yang berkumpul di tempat - tempat sujud (masjid/musholah) untuk proses tadarus/ proses membaca dan menyimak Al-Qur'an, maka akan diberikan ketenangan hidup dan malaikat mengawalnya dengan menyebut-nyebutnya sebagai orang yang dekat kepada Allah.

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat


Senin, 04 Mei 2020

Hadits no : 15, 16, dan 17


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 15 :
Rasulullah bersabda : supaya kita memohon kepada Allah SWT untuk memenuhi hajat-hajat kebutuhan kita, tapi setelah diberi kenikmatan seyogyanya tidak semata-mata menunjukan kecuali sebatasnya saja (tahadduts bin ni'mah)

Karena sesungguhnya orang yang mendapatkan kenikmatan, ada saja orang yang hasud (hasud lebih dari iri hati, dengan menginginkan kenikmatan orang lain hilang), maka kenikmatan diimbangi dengan sodaqoh.

Hadits no. 16 :
Perintah untuk berbelas kasih kepada siapapun (manusia, hewan, tumbuhan). Bagi yang dapat melakukan ini, Allah akan memberikan belas kasih-Nya, dan para malaikat di langit mendoakan agar orang tersebut mendapatkan Rahmad dari Allah.

Dasar untuk melahirkan akhlak yang karimah adalah kasih sayang kepada Allah, tidak egois, tidak abai pada orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Orang yang tidak memiliki kasih sayang cenderung merusak, mengeksploitasi dan berbuat dholim dan tidak punya "tepo sliro"

"Loman" terhadap makhluknya Allah, makan akan ditolong Allah pada saat kesulitan, namun tidak mengharap mendapatkan pertolongan balik dari yang diberi kasih sayang, sehingga akan menimbulkan "gelo" dan bisa merusak amalan yang lalu. misalnya pernah menghutangi tetapi tidak mau menghutangi balik.

Rahmad Allah bisa menyelamatkan dari musibah dan kecelakaan yang akan menimpa seseorang.

Nabi Ibrahim bergelar Khalilullah yang artinya teman kekasih Allah, disebut demikian karena beliau tidak makan sendirian kecuali mengajak orang lain makan bersama beliau. Sehingga pada saat dilempar Namrudz ke kobaran api, justeru ditolong Allah dengan menjadikan api menjadi dingin dan tidak membakarnya.


Hadits no. 17 : 
Orang muslim yang baik, membuat keberadaannya untuk orang lain selamat, tidak terluka, tersakiti, selamat secara batin, tidak dihinakan, dari lisan dan tangannya.

Ada dua instrumen selamat dan tenteram, yaitu :
  1. Lisan, mengeluarkan bahasa pujian, celaan, bahkan "mencep" saja menyakitkan dan bisa menimbulkan peperangan.
  2. Tangan, bisa fisik dengan memukul. Bisa diartikan kekuasaan, pemimpin bisa mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyatnya.
Lisan secara kontekstual bisa status, komentar melalui ujung jari pada sosial media.

Yang dilakukan lisan mencerminkan pada yang dipikirkan, dan dapat menentukan sikap, dan sikap menentukan karakter seseorang.

Untuk mengetahui integritas karakter seseorang dengan men-tracing / menelusuri pada media sosial yang dipunyai. Ada orang yang komentarnya protes terus, status "lebay", menyalahkan orang lain dan mau benar sendiri.

Orang yang hijrah secara essensial adalah perkara mencegah yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hijrah yang di-create generasi milenial yang menggambarkan tren dengan simbol artifisial misalnya : kopyah hijrah, niqob hijrah dan komunitas hijrah. Yang penting bisa move-on dari masa kelam, maksiat di masa lalu menggantinya dengan kebaikan dengan orientasi ke depan.




Minggu, 03 Mei 2020

Hadits no : 12, 13 , 14


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 12 :
Rasulullah bersabda : 
Kamu sekalian adalah pemimpin, (imam, orang yang bertanggung jawab, atau pemerintah, penguasa, amir, sulton) yang bertugas untuk menjaga "ngerekso" orang yang diamanahkan kepadanya. Dan akan dimintai tanggung jawab atas kewenangan tersebut.

Muncul kaidah : apa yang dilakukan imam/ pemimpin harus berorientasi pada maslahat, menjaga kebaikan, kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya.

Amanat pemimpin adalah kemaslahatan umatnya, yaitu :
  1. Laki-laki pemimpin rumah tangga, untuk isteri, anak-anak, pembantunya dan orang yang menjadi tanggungannnya, serta harus mpertanggungjawabkan dari bahaya lahir batin, duniawi (lapar, sengsara, sakit) dan ukhrowi (terhindar dari maksiat dan meninggalkan kewajiban)
  2. Istri menjadi "Menteri Dalam Negeri" dalam mengurus rumah tangga, menjaga harta suaminya dan mengelola demi kesejahteraan anggota keluarga. Mentasarufkan nafkah suaminya untuk diprioritaskan kebutuhan primer lalu sekunder. Tidak membelanjakan barang tersier sedangkan pangan dan pendidikan anak tidak dijalankan
  3. Pelayan / asisten rumah tangga adalah orang yang "ngerekso" untuk menjaga harta tuannya, tidak boleh memanfaatkan harta tuannya tanpa sepengetahuan majikannya tersebut.
Intinya : "Setiap kita dalam posisinya masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan kebaikan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya"

Hadits no. 13 :
Lebih pada aspek sosial, yakni :
  1. Kewajiban kepada orang yang beriman harus berbicara yang baik, dilihat dari substansinya : isi, faktual, benar; maupun benar secara konteksnya. Karena ada kalimat yang benar tapi diucapkan dalam konteks yang tidak pas, sehingga tidak khoir
  2. Pembicaraan yang baik adalah yang sesuai untuk mukotobnya; bisa jadi pembicaraan menjadi jenuh karena pembicaranya tidak mempertimbangkan pendengarnya. DR. Luther. Jr berkata : "secara alamiah Tuhan memberikan dua telinga dan satu mulut, sehingga kita lebih banyak mendengar daripada berbicara." dan pembicaraan yang baik itu tahu waktunya.
  3. Karakter orang yang beriman memiliki kepedulian dan mempunyai sikap yang baik terhadap tetangga. Karena ukuran orang baik atau tidak, tanyakan pada tetangganya. 
  4. Muliakan tamu, karena langsung maupun tidak langsung mendapatkan rahmad dari Allah. Dengan wajah yang baik dipersilakan duduk dan memberikan suguhan, seperti ulama yang selalu memberi suguhan makan kepada tamunya (bila memungkinkan)

Hadits no. 14 :
Agama akan tetap lestari, kekal, sampai hari akhir. Sehingga kita wajib membela agama Allah dengan perintah dan syiar-syiarnya.

Tapi jangan "GR / Gede Rumongso", bahwa tanpa upaya kita, maka agama akan tumbang. Karena sesungguhnya Allah tetap akan menjaganya.

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat


Sabtu, 02 Mei 2020

Hadits nomor : 9, 10, dan 11


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 9 :
Ketika melihat kemungkaran seharusnya menolak dengan tangan, kekuasaan, lisan, minimal mengingkari dengan hatinya

Seandainya tidak, maka adzab Allah juga akan mengenai orang-orang yang diam tersebut.

Firman Allah SWT :


Maka ada saatnya diam itu emas, tapi ada saatnya diam ber-efek negatif. bila seharusnya dengan lisan tersebut bisa menghentikan kemungkaran.

Hadits no. 10 :
Rasulullah mewasiatkan perilaku positif/ baik, karena :
  1. Supaya tidak takut menerima hujatan, cacian, para haters, orang-orang tidak suka. Ibarat "Anjing menggonggong kafilah berlalu", sehingga bila berjuang di jalan Allah tidak usah takut celaan orang-orang.
  2. Berbicara hanya dengan yang benar saja, sekalipun perkataan yang benar tersebut pahit.
Keduanya merupakan konten baiat, saat sahabat mengikuti Rasulullah.

Rasulullah selalu membaiat sahabat untuk sami'na wa atho'na dalam keadaan semangat maupun terpaksa. Supaya tidak egois/ mementingkan diri sendiri, tidak menentang orang-orang yang memiliki kewenangan (pemerintah yang sholeh), dan hendaklah berkata benar  sejujurnya dimana saja berada.

Qs. Al-Maidah ayat 117, karakter pengikut Rasulullah :
  1. Nabi mencintai mereka, dan mereka mencintai Nabi
  2. Mereka lembut sesama muslim dan tegas pada orang kafir
  3. Selalu berjihad di Jalan Allah
  4. Tidak pernah "keder" celaan dari orang-orang yang memusuhi Islam

Hadits no. 11 :
Ada tiga perkara yang menyelamatkan :
  1. Takut kepada Allah dalam keadaan sendiri atau ketika pergaulan umum. Konsep Muroqobah penting untuk Khosyatillah (takut kepada Allah). sehingga mau melakukan kemaksiatan dan kedholiman tentu Allah mengetahuinya.
  2. Menghukumi dengan adil dalam keadaan Ridlo maupun tidak. Adil harus objektif pada kasus, walaupun dikendalikan subjektif/ hati suka maupun tidak suka. Maka sebaiknya saat emosi (mangkel) tidak mengambil keputusan.
  3. I'tishod yaitu moderat (sedengan) dalam posisi kaya maupun miskin. Saat kaya tidak bermewah-mewah dengan perhiasan, saat miskin tidak sambat kesana-sini, namun tetap bekerja dengan keras.
Perkara yang merusak adalah :
Medit (kikir) yaitu melihat rezeki yang diperoleh semata-mata dari keringatnya, maka hal ini tidak boleh dituruti

Pandangan positif Imam Abu Laits As-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghofilin menyebutkan, bahwa "rezeki adalah pemberian Allah, sedangkan pekerjaan adalah penyebabnya saja."

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Jumat, 01 Mei 2020

Ngaji Online : Hadits no 5, 6, 7, dan 8


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 5 :
Amal yang dicintai Allah adalah yang istiqomah, meskipun amalan itu kecil, ringan, atau remeh.

Allah mencintai kita dengan amal sholeh yang dilakukan.

Spirit semangat untuk jamaah adalah melatih istiqomah dalam pribadi dan organisasi.

Teori pembentukan karakter, memerlukan pembiasaan kebaikan, yang menginternalisasi membentuk ciri karakter menjadi orang yang sholeh, yang logis dari hal-hal yang kecil.

Ibarat karakter Ahlul Qur'an, maka membiasakan membacanya itu lebih bagus daripada membaca sekali waktu langsung khatam lalu tidak mengaji lagi.

Begitu juga shodaqoh memerlukan latihan dari yang kecil yang penting ikhlas. Misalnya Rp. 10.000,-. Tapi bila tidak ikhlas, maka diperbesar nominalnya menjadi Rp. 50.000,- atau Rp. 100.000,- agar setan menjadi lari karena sakit hati. Sehingga yang kecil (Rp. 10.000,-) menjadi ihlas.

Untuk membiasakan karakter dermawan, maka setiap pendapatan disisihkan langsung masuk kaleng shodaqoh, karena kalau masuk saku karakter berfikirnya ini milik saya, sehingga berat untuk beramal.

Bila mempunyai keistiqomahan maka menjadi wali-nya Allah.


Hadits ke-6
Hendaklah kamu membiasakan untuk beramal sekiranya yang kamu kuat, jangan membiasakan beramal yang tidak kuat.

Allah tidak akan bosan memberikan pahala untuk amal kita, sampai kita bosan untuk menjalankan amal tersebut.

Diriwayatkan ada wanita yang tidak tidur-tidur saat malam, lalu Rasulullah bersabda : Celaka, kamu melakukan sesuatu yang tidak kuat, karena Allah tidak bosan mengganjar dan Allah lebih menyukai amal-amal selagi yang melakukannya mendawamkan meskipun sedikit.

Hadits ke-7
Setiap kebaikan adalah shodaqoh, tidak hanya terkait materi. Kebaikan juga bisa berupa senyum.

Orang yang menunjukkan kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. Allah mencintai orang-orang yang menolong saudaranya yang kesulitan.

Harapan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari mencantumkannya (hadits tersebut) untuk mengisi Jam'iyyah NU dengan kebaikan-kebaikan.

Hadits no. 8
Spirit untuk tetap melakukan amar makruf nahi mungkar.

Dalam NU selain tawasuth, tawazun dan tasamuh, juga mencegah kemungkaran tidak menunggu menjadi wali atau menjadi orang baik. Karena Allah SWT menginginkan kita semua untuk memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Riwayat Marwan bin Hakam
Ketika maju ke depan untuk mengimami shalat Ied, (Walikota Madinah saat itu) Marwan tiba-tiba malah hendak menaiki mimbar untuk khutbah hari raya terlebih dahulu, baru setelahnya shalat. Suatu tindakan yang berbeda dengan yang dituntunkan Rasulullah

Dan seketika itu juga, ada sahabat yang mengingatkan, akan tetapi malah Marwan berkata : "Kamu ini siapa ?"

Maka seorang sahabat yang lain lalu menegurnya, bahwa yang dikatakan orang ini benar (orang yang menegur Marwan), karena Marwan telah mengubah sunnah Rasulullah.

Bila melihat kemungkaran, Maka apabila memiliki kewenangan dilakukan dengan tangan/ kekuasaannya, bila tidak dengan lisannya, namun bila tidak mampu maka menolak dengan hati (ingkar bil qolbi)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat