Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag
Baca pula : Klick Isi Kitab
Hadist no. 33
Merupakan keniscayaan, bahwa agama harus dipahami dengan ilmu, karena merupakan inheren (tidak bisa dipisahkan).
Bisa beragama dengan benar maka harus memiliki ilmu agama, karena :
- Ibadah tidak didasari dengan ilmu, maka akan tertolak
- Agama bersumber dari wahyu dan terdapat pada Al-Qur'an dan Hadits (sunnah). Maka untuk memahami agama adalah mempelajari sumbernya dan bisa berbahasa Arab, ilmu Qur'an, ayat ahkam, nasakh dan mansukh, ayat mutasyabihat, selain itu juga penguasaan ilmu alat, nahwu shorof, sastra dan balaghoh.
Ilmu diperlukan dalam menggali hukum, karena tanpa ilmu maka hanya sekedar rasio nafsunya saja, sehingga ia akan disediakan tempat di neraka.
Bila mengetahui dan mengerti kedudukan ilmu dalam agama, maka kita harus mengambil sumber-sumber itu dari ahlinya, yang memiliki kredibilitas keilmuan, dan sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah.
Metodologinya seperti "menyaksikan mata air syariat" dari sumber dan alirannya, tidak boleh belajar agama dari sumber yang putus dan tidak otoritatif.
Hendaklah wajib berhati-hati dalam mengambil ilmu, jangan mengambil ilmu dari yang bukan ahlinya, ahli bid'ah, dan orang-orang yang tidak diketahui mengambil darimana ilmunya, serta suka membohongi manusia. Dan tidak hanya puas bersumber dari internet atau google.
Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari menyampaikan seperti yang pernah disampaikan Rasulullah : bahwa akan ada di akhir umatku beberapa orang yang bercerita kepada kamu sekalian, yang kamu tidak pernah tahu sepertinya itu hal yang baru, dan pemuda-pemuda banyak yang tertarik. Setelah dicek ternyata bersumber dari nalar keliru dan sumber-sumber tidak jelas. Contohnya adalah viral tentang Dukhon yang terjadi di pertengahan Ramadhan 2020 sebagai penanda datangnya kiamat, ternyata ini adalah bersumber dari dasar yang tidak jelas.
Maka diperlukan Talaqi yaitu bertemu dengan gurunya secara interaktif, walaupun secara virtual.
Hadist no. 34
Yang ditakutkan bukanlah orang kafir yang "mesisan" kafir, tapi orang munafik yang "lamis" lisannya, pintar kata-kata dan retorika. Melakukan yang berbeda dengan yang diucapkan dan bisa menyesatkan umat.
Yang ditakutkan bukanlah orang kafir yang "mesisan" kafir, tapi orang munafik yang "lamis" lisannya, pintar kata-kata dan retorika. Melakukan yang berbeda dengan yang diucapkan dan bisa menyesatkan umat.
Hadist no. 35
Orang-orang yang terpilih diantara kamu sekalian adalah orang yang sebagus-bagus akhlaknya, bukan paling pintar ilmunya.
Buah dari ilmu adalah akhlaqul karimah, karena banyak ilmu tanpa akhlaqul karimah maka ilmunya belum sempurna.
Orang-orang yang terpilih diantara kamu sekalian adalah orang yang sebagus-bagus akhlaknya, bukan paling pintar ilmunya.
Buah dari ilmu adalah akhlaqul karimah, karena banyak ilmu tanpa akhlaqul karimah maka ilmunya belum sempurna.
Hadist no. 36
Hendaklah menjaga lima dari sebelum lima perkara :
Hendaklah menjaga lima dari sebelum lima perkara :
- Hidup sebelum mati, memanfaatkan hidup ini untuk memperbanyak amal sholeh
- Sehat sebelum sakit, saat sakit tidak bisa melakukan amal kebaikan, misalnya haji, sholat berjamaah, d.l.s.b
- Longgar sebelum sibuk, ikut sholawat Nariyah sebelum sibuk kerja malam, atau ditugaskan keluar kota.
- Muda sebelum tua
- Kaya sebelum miskin, dengan berinfak dan menolong orang lain dengan hartanya.
Baca pula :
- Hadits no : 1 dan 2
- Hadits no : 3 dan 4
- Hadits no : 5, 6, 7 dan 8
- Hadits no : 9, 10, dan 11
- Hadits no : 12, 13, dan 14
- Hadits no : 15, 16, dan 17
- Hadits no : 18, 19, 20, dan 21
- Hadits no : 22, 23, 24, dan 25
- Hadits no : 26, 27, dan 28
- Hadits no : 29, 30, 31 dan 32
- Hadits no : 33, 34, 35 dan 36
- Hadits no : 37, 38, 39, dan 40
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar