Sabtu, 09 Mei 2020

Hadits no : 37, 38, 39, dan 40


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 37 :
Ada enam orang yang dilaknat Rasulullah, dilaknat juga oleh Allah dan oleh setiap nabi yang mustajabah doanya, yaitu: 
  1. Orang yang tahrif, pemalsuan, menambah isi kitab Allah. Ada saja orang yang berkepentingan untuk menghadirkan Al-Qur'an palsu dengan menyisipkan ayat-ayat palsu sesuai kepentingannya. Contohnya golongan Ahmadiyah Qodian untuk mendukung eksistensi "Nabinya" mereka dengan mengubah QS. Al-Qodar sehingga berbunyi : "Sesungguhnya Aku menurunkan Al-Qur'an itu di daerah Qadian (India)."
  2. Orang mendustakan Qadar Allah, mereka mengklaim bahwa semuanya merupakan hasil cita, rasa, dan karsa mereka sendiri.
  3. penguasa yang sewenang-wenag menindas, sehingga memuliakan orang yang dihinakan Allah, dan mehinakan orang yang dimuliakan Allah 
  4. Orang yang menghalalkan perbuatan yang diharamkan Allah, misalnya memalsukan stempel atau register halal dari BPOM padahal produknya mengandung yang haram. Riswah (suap) dalam pengajuan ijin, d.l.s.b.
  5. Orang yang menghalalkan perbuatan terlarang, menjadikan barang haram menjadi halal
  6. Orang yang berpaling / meninggalkan dari sunnah Rasulullah, (ahli bid'ah, anti sunnah)
Hadits no. 38 :
Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah SWT berfirman : Barang siapa memusuhi, menyakiti (menjelekkan) wali-Ku (Kekasih-Ku, dalam beberapa riwayat) Walinya orang mukmin, maka sungguh Aku akan mengumumkan perang dengannya."

Ada seorang muslimah dilecehkan di tengah pasar, sehingga kelihatan betisnya oleh orang-orang Yahudi. Membuat Rasulullah marah, sehingga memerintahkan para sahabat untuk mengepung wilayah itu, tapi mereka (orang Yahudi) tidak ada yang berani melawan.

Hadits no. 39
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT  tidak akan mengumpulkan ummatku (ummat Muhammad) pada kesesatan (bersepakat pada kesesatan), Sesungguhnya kekuatan (kekuasaan Allah)  pada Jamaah,  barang siapa menyendiri maka dia menuju dalam neraka.

Ahlusunnah wal jamaah "pararel" dengan prinsip modern, Demokrasi. Asalkan ada ma'al haqqi, harus ada kebenaran di dalamnya.

As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi, artinya  besar tetapi tidak mutlak besar, harus ada kebenarannya. Pemilihan Ketua organisasi pada NU walaupun ada calon yang mendapatkan suara besar (mayoritas), tapi karena ada unsur suap / sogok, maka harus dibatalkan hasil pemilihannya.

Dalam beragama kita mengikuti Madzab populer, Madzahibul Arba'ah karena sudah terbukti sejak tabiut tabiin, saat Dinasti Abbasiyah tahun 1050 M hingga Dinasti Al-Qodir menjadikan negerinya Aswaja dengan empat Madzab tersebut sebagai dasar peradilan. Sehingga bila terjadi ihtilaf  maka mengikuti As-Sawadul A'dhom ma'al haqqi wa ahlihi.

Hadits no. 40
Wasiat dari Rasulullah untuk Taqwa dan berwasiat supaya sami'na wa ato'na walaupun diperintah oleh budak (pada dinasti Mamalik, imperium Islam pernah dipimpin oleh budak / mantan tawanan perang). Sesungguhnya kamu akan mendapatkan perbedaan pendapat, maka kembalilah pada Sunnah Rasulullah dan sahabat. (Mengikuti perintah sahabat, merupakan perintah dari Rasulullah)

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar