Sabtu, 02 Mei 2020

Hadits nomor : 9, 10, dan 11


Ngaji Online Kitab Risalah Ahlusunnah wal Jamaah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari
Oleh : Ketua PCNU Kota Surabaya
DR. KH. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag

Baca pula : Klick Isi Kitab

Hadits no. 9 :
Ketika melihat kemungkaran seharusnya menolak dengan tangan, kekuasaan, lisan, minimal mengingkari dengan hatinya

Seandainya tidak, maka adzab Allah juga akan mengenai orang-orang yang diam tersebut.

Firman Allah SWT :


Maka ada saatnya diam itu emas, tapi ada saatnya diam ber-efek negatif. bila seharusnya dengan lisan tersebut bisa menghentikan kemungkaran.

Hadits no. 10 :
Rasulullah mewasiatkan perilaku positif/ baik, karena :
  1. Supaya tidak takut menerima hujatan, cacian, para haters, orang-orang tidak suka. Ibarat "Anjing menggonggong kafilah berlalu", sehingga bila berjuang di jalan Allah tidak usah takut celaan orang-orang.
  2. Berbicara hanya dengan yang benar saja, sekalipun perkataan yang benar tersebut pahit.
Keduanya merupakan konten baiat, saat sahabat mengikuti Rasulullah.

Rasulullah selalu membaiat sahabat untuk sami'na wa atho'na dalam keadaan semangat maupun terpaksa. Supaya tidak egois/ mementingkan diri sendiri, tidak menentang orang-orang yang memiliki kewenangan (pemerintah yang sholeh), dan hendaklah berkata benar  sejujurnya dimana saja berada.

Qs. Al-Maidah ayat 117, karakter pengikut Rasulullah :
  1. Nabi mencintai mereka, dan mereka mencintai Nabi
  2. Mereka lembut sesama muslim dan tegas pada orang kafir
  3. Selalu berjihad di Jalan Allah
  4. Tidak pernah "keder" celaan dari orang-orang yang memusuhi Islam

Hadits no. 11 :
Ada tiga perkara yang menyelamatkan :
  1. Takut kepada Allah dalam keadaan sendiri atau ketika pergaulan umum. Konsep Muroqobah penting untuk Khosyatillah (takut kepada Allah). sehingga mau melakukan kemaksiatan dan kedholiman tentu Allah mengetahuinya.
  2. Menghukumi dengan adil dalam keadaan Ridlo maupun tidak. Adil harus objektif pada kasus, walaupun dikendalikan subjektif/ hati suka maupun tidak suka. Maka sebaiknya saat emosi (mangkel) tidak mengambil keputusan.
  3. I'tishod yaitu moderat (sedengan) dalam posisi kaya maupun miskin. Saat kaya tidak bermewah-mewah dengan perhiasan, saat miskin tidak sambat kesana-sini, namun tetap bekerja dengan keras.
Perkara yang merusak adalah :
Medit (kikir) yaitu melihat rezeki yang diperoleh semata-mata dari keringatnya, maka hal ini tidak boleh dituruti

Pandangan positif Imam Abu Laits As-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghofilin menyebutkan, bahwa "rezeki adalah pemberian Allah, sedangkan pekerjaan adalah penyebabnya saja."

Baca pula :
Semoga menjadi ilmu barokah dan bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar